.


Selasa, 01 Maret 2011

Mengumumkan Kematian Melalui Mic

Bolehkan Mengumumkan Kematian dengan Pengeras Suara?
Pertanyaan, “Kami di sisi barat Aljazair memiliki kebiasaan mengumumkan kematian dengan menggunakan pengeras suara yang diletakkan di mobil lalu mobil berputar-putar di berbagai jalan di daerah kami sambil mengumumkan nama orang yang meninggal dunia, tempat pelaksanaan shalat jenazah untuk orang tersebut dan tempat pemakamannya. Itu saja yang diumumkan. Apakah perbuatan ini termasuk mengumumkan kematian yang terlarang? Perlu diketahui bahwa pada saat itu tidak ada pujian-pujian untuk mayit”

الجواب: النعي هو الإخبار بموت شخص، وقد ثبت عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن النعي» رواه أحمد (23270)، والترمذي (986) وحسّنه، ووافقه الألباني. Jawaban Syaikh Abu Said al Jazairi, “An Na’yu adalah mengumumkan kematian seseorang. Terdapat hadits sahih dari Hudzaifah bin al Yaman bahwa Nabi melarang anna’yu. HR Ahmad dan Tirmidzi, dinilai hasan oleh Tirmidzi dan al Albani.

وما يفعله أهل بلدك هو موجود في كثير من البلاد، وهُو النّعي الذي يكون على رؤوس المنابر وفي الأسواق والتجمّعات، كما كان يفعل أهل الجاهلية،

Perbuatan penduduk negerimu itu ada di banyak daerah. Itulah mengumumkan kematian di menara masjid, di tengah-tengah pasar dan perkumpulan banyak orang. Ini sama persis dengan kelakuan orang-orang jahiliah.

أما النعيُ من أجل مقصد شرعي ليسمع أصحابه وأقرباؤه وكل من سيأتي للصلاة وحضور جنازته فهو أمر جائز، وهذا لا يُتوسّع في.

Sedangkan mengumumkan kematian dengan tujuan yang dilegalkan oleh syariat semisal memberitahukan berita kematian kepada kawan dan kerabat mayit serta semua orang yang akan mendatangi rumah duka untuk melakukan shalat jenazah dan menghadiri jenazahnya itu dibolehkan. Pengumuman kematian semacam ini seharusnya bersifat terbatas.

وثبت في صحيح البخاري (1328) وصحيح مسلم (951) أن النبي صلى الله عليه وسلم نعي للناس النجاشي في اليوم الذي مات فيه فخرج بهم إلى المصلى، وكبّر أربع تكبيرات»

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan kepada para sahabat kematian Najasyi pada hari kematian. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat melakukan shalat jenazah di tanah lapang. Ketika itu beliau bertakbir sebanyak empat kali.

قال النووي رحمه الله تعالى: فيه استحباب الإعلام بالميت لا على صورة نعي الجاهلية، بل مجرّد إعلام للصلاة عليه وتشييعه وقضاء حقّه في ذلك، والذي جاء من النهي عن النعي ليس المراد به هذا، وإنما المراد نعي الجاهلية المشتمل على ذِكر لمفاخر وغيرها» اهـ.
An Nawawi mengomentari hadits di atas dengan mengatakan, “Hadits di atas adalah dalil dibolehkannya mengumumkan kematian asalkan tidak menyerupai orang-orang jahiliah dalam mengumumkan kematian. Itulah mengumumkan kematian semata-mata ajakan untuk mensholati jenazahnya, mengantarkannya ke pemakaman dan menunaikan hak mayit dengan melakukan hal-hal di atas. Sedangkan pengumuman kematian yang terlarang tidaklah pengumuman kematian sebagaimana di atas. Yang terlarang adalah mengumumkan kematian ala jahiliah. Itulah pengumuman kematian diiringi dengan memuji-muji mayit”.

وقال ابن العربي المالكي رحمه الله: يؤخذ من مجموع الأحاديث ثلاث حالات: الأولى: إعلام الأهل والأصحاب وأهل الصلاح، فهذا سنّة. الثانية: دعوة الحفل للمفاخرة، فهذه تكره. والثالثة: الإعلام بنوع آخر كالنياحة ونحو ذلك، فهذا يحرم» اهـ.

Ibnul ‘Arabi al Maliki mengatakan, “Kesimpulan dari berbagai hadits mengenai hal ini adalah perlu ada tiga rincian.
Pertama, menyampaikan berita kematian seseorang kepada keluarga, kawan dan orang-orang shalih. Hal ini hukumnya dianjurkan.
Kedua, mengumumkan kematian kepada kumpulan orang dengan tujuan menyebut-nyebut kelebihan mayit. Hukum hal ini adalah makruh.
Ketiga, pengumuman kematian jenis lain semisal dalam bentuk meratapi kematian dan semisalnya. Hukum poin ketiga ini adalah haram”.

Sumber:

http://www.abusaid.net/index.php/fatawi-sites/258-2009-05-03-21-41-36.html

Artikel www.ustadzaris.com

Baca Yang Ini Juga Ya...



0 komentar:

Posting Komentar

Adab Berkomentar:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga perkara pula.
Allah meridhai kalian bila kalian:
(1) Hanya beribadah kepada Allah semata, (2) Dan tidak mempersekutukan-Nya, (3) Serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya, dan janganlah kalian berpecah belah
Dan Allah membenci kalian bila kalian:
(1) Suka qiila wa qaala (berkata tanpa dasar), (2) Banyak bertanya (yang tidak berfaedah), (3) Menyia-nyiakan harta”
(HR. Muslim no. 1715)

  © Blogger template 'TotuliPink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP  

;