.


Sabtu, 23 April 2011

Embel-Embel Al Atsary Pada Nama





أخ يقول: هل في كتابة فلان السلفي الاثري نوع من التزكية؟ وهل الأفضل كتابتها أو ترك كتابتها؟

Pertanyaan, “Apakah menuliskan fulan as Salafy atau fulan al Atsary adalah salah satu bentuk memuji diri sendiri? Apakah yang lebih baik adalah menuliskan tulisan semacam itu ataukah tidak?

الجواب: اتخاذ ذلك عبارة عن ديدن ولقب في كل كتابة وفي كل مسألة وعلى طرة أي كتاب السلفي الأثري السلفي الأثري هذا ما كان يتحراه كثير من الأئمة لا من زمن الصحابة ولا من بعدهم.

Jawaban Syaikh Yahya al Hajuri, “Menjadikan tulisan semacam itu –as salafy al atsari assalafy al atsari-sebagai hal yang digembar gemborkan disetiap penulisan dan di setiap kesempatan adalah satu hal yang dilakukan oleh para imam semenjak zaman sahabat dan zaman-zaman setelahnya.

الجواز جائز ونعم نقول ينبغي الانتساب إلى السلفية ويقول أنا سلفي لكن بعض الناس بالغ في هذا فجعل يكتب إذا كتب وضع السلفي الأثري حتى إذا كتب لأخيه الذي يعرفه تمام المعرفة فهذا فيه شيء من الإفراط في هذا الجانب والمبالغة فيه.

Boleh adalah boleh (baca: bukan anjuran apalagi wajib). Memang kami katakana sepatutnya menisbatkan diri kepada manhaj salaf yaitu mengatakan ‘saya salafy’. Namun sebagian orang berlebih-lebihan dalam hal ini, setiap kali menuliskan nama dia letakkan ‘as salafy al atsari’ di belakang namanya meskipun saat dia menulis surat untuk saudaranya yang mengenal dengan baik bahwa dia adalah salafy. Ini adalah sikap berlebih-lebihan dan over dosis dalam masalah ini.

الألباني رحمه الله كان من أشد من يحث على الانتساب إلى السلفية هل رأيتم كتابا من كتبته مكتوب عليه السلفي؟ محمد ناصر الدين السلفي الأثري؟ أو ابن باز عبد الله بن عبد العزيز بن باز السلفي الأثري أو كذلك من قبلنا ومن قبلهم أو من بعدهم سواء من علمائنا أو من غيرهم ما نرى هذا وهم فعلا سلفيون حقا ويحثون على الانتساب للسلفية وللسنة.

Syaikh al Albani adalah ulama yang paling bersemangat menganjurkan menisbatkan diri kepada manhaj salaf. Meski demikian apakah anda jumpai di salah satu buku beliau tertulis embel-embel as salafy semisal Muhammad Nashiruddin as Salafy al Atsari? Demikian pula Ibnu Baz. Apakah dijumpai beliau menuliskan Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz as Salafy al Atsari? Demikian pula para ulama sebelum masa kita dan masa mereka-mereka atau pun setelah masa mereka baik para ulama yang sering kita baca buku-bukunya atau pun tidak. Tidaklah kita jumpai penulisan embel-embel ini. Padahal mereka secara realita adalah salafy sejati dan mereka adalah para ulama yang mendorong penisbatan kepada manhaj salaf dan ahli sunnah.

الشيخ رحمه الله كان يقول: السنة هي السلفية والسلفية هي السنة فعلا.

Syaikh al Albani mengatakan bahwa manhaj ahlu sunnah itu sama dengan manhaj salaf dan manhaj salaf adalah manhaj ahlu sunnah itu sendiri”

Sumber:

http://www.sh-yahia.net/sounds_oprs.php?id=529&actn=download

http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=13994

Catatan:
Uraian di atas menunjukkan bahwa intisab kepada manhaj salaf itu berbeda dengan penulisan as salafy atau al atsari di belakang nama seseorang.
Intisab kepada manhaj salaf artinya adalah ucapan seseorang ‘saya mengikuti manhaj salaf’ atau ‘saya adalah salafy’. Ini adalah satu hal yang tidak tercela alias boleh-boleh saja dilakukan jika memang diperlukan.
Sedangkan penulisan assalafy atau al atsari di belakang nama seseorang adalah bab yang lain.
Sehingga adalah suatu hal yang tidak tepat ketika ada orang yang membawakan perkataan Ibnu Taimiyyah mengenai intisab kepada manhaj salaf saat kita sedang membahas permasalahan menuliskan embel-embel as salafy atau al atsari di belakang nama seseorang.

sumber: www.ustadzaris.com

Baca Yang Ini Juga Ya...



0 komentar:

Posting Komentar

Adab Berkomentar:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga perkara pula.
Allah meridhai kalian bila kalian:
(1) Hanya beribadah kepada Allah semata, (2) Dan tidak mempersekutukan-Nya, (3) Serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya, dan janganlah kalian berpecah belah
Dan Allah membenci kalian bila kalian:
(1) Suka qiila wa qaala (berkata tanpa dasar), (2) Banyak bertanya (yang tidak berfaedah), (3) Menyia-nyiakan harta”
(HR. Muslim no. 1715)

  © Blogger template 'TotuliPink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP  

;