.


Sabtu, 12 Maret 2011

Gaman dan sabar

Udara musim panas terasa menyengat. Jarum jam menunjukkan jam duabelas siang. Itu tandanya sudah waktunya makan siang ( hirugohan). Di depan sebuah restoran mie ramen yang terletak di jalan Yamate tampak seorang ibu yang mengandeng seorang gadis kecil berderet rapi membentuk antrian panjang. Sesekali gadis kecil kira-kira berumur 10 tahun tersebut merengek. “Mama, onaka suita (Mama lapar).”

“Gaman (sabar). Chotto matte nee (tunggu sebentar ya)!” Jawab sang ibu. Sesaat kemudian rengekan gadis kecil itu terulang kembali. Menariknya jawaban sang ibu selalu sama yaitu gaman dan chotto matte nee. Meski harus berulangkali menjawab dengan jawaban yang sama namun ia tak menampakkan wajah gusar sedikitpun.Ilustrasi diatas adalah contoh sederhana yang sering kita jumpai selama di Jepang. Di Jepang di mana-mana antre. Secara bahasa gaman berarti sabar. Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya antre orang Jepang sangatlah bagus. Sepanjang yang saya lihat, saat orang jepang antre di bank, di stasiun, di jalan raya dan bahkan untuk antre makan di suatu restoran mereka tampak begitu sabar menunggu gilirannya. Pun ketika mereka mengendarai sepeda meski di depannya ada seorang nenek tua yang menghalangi laju kendaraannya sangat jarang sekali orang tersebut menyalip nenek tua itu. Bahkan hanya sekedar membunyikan bel untuk mendahuluinya. Pengendara sepeda itu gaman saja sampai nenek tersebut menyadarai telah menghalangi laju pengendara sepeda dibelakangnya. Saat sang nenek menepi, maka baru ketika itulah ia menyalip untuk mendahului. Keteraturan hidup di Jepang tentu bukanlah kejadian sekejap mata. Kalau melihat dari ilustrasi diatas, ternyata pengenalan budaya gaman/sabar telah dimulai sejak kanak-kanak. Sejak dini setiap anak telah dikenalkan budaya gaman oleh orangtuanya masing-masing.

Sabar dalam Islam
Sebagai orang yang beriman dan telah menjadikan Islam sebagai pegangan dan tuntunan hidup, tentunya kita bisa belajar banyak dari keistiqomahan orang Jepang untuk mengajarkan kesabaran kepada generasi penerusnya. Jika di Jepang yang orang-orangnya menjadikan agama bukan sebagai prioritas kehidupannya saja bisa merekrut sikap sabar sebagai salah satu sendi moral yang harus dianut, tentu saja kita sebagai muslim harusnya bisa lebih baik lagi. Karena sabar di dalam Islam merupakan salah satu tuntunan akhlak Islam yang harus dilaksanakan dalam kehidupan ini. Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan siapa saja yang sabar dan mema’afkan, maka itu termasuk amal yang sangat baik” (QS. Asy-Syuraa: 43). Firman Allah SWT : “Pergunakanlah untuk mencapai tujuanmu kesabaran dan shalat. Sesungguhnya Allah selalu membantu orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).

Abu Said (Sa’ad) bin Malik bin Sinan Al-khudry berkata, Ada beberapa beberapa orang dari sahabat Anshor datang minta kepada Rasulullah SAW, maka diberi oleh Rasulullah SAW, kemudian minta pula dan diberi oleh Rasulullah SAW, sehingga habis apa yang ada padanya. Dan setelah habis semua yang di tangan Rasulullah SAW, beliau bersabda kepada mereka: Apa saja yang akan membawa kebaikanmu tidak akan aku sembunyikan dari kamu, dan siapa yang memelihara kesopanan dirinya, Allah akan memelihara kesopanannya dan siapa yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya; dan siapa yang berlatih kesabaran, maka Allah SWT akan menyabarkannya. Dan tiada orang yang mendapat kurnia (pemberian) Allah SWT yang lebih baik atau lebih dari kesabaran” (HR. Bukhari, Muslim).

Menurut keterangan yang diambil dari buku tarjamah Riadhus Shalihin hadist diatas memberi pengertian bahwa kesopanan diri dan kesabaran itu terjadi dengan latihan dan usaha perjuangan melawan hawa nafsu. Kesabaran ada tidak semata-mata datang tanpa usaha ikhtiar. Dan Allah di samping ikhtiar usaha kita itu, akan membantu (menolong) sehingga terlaksana. Jadi jelaslah bahwa kesabaran merupakan tuntunan di dalam Islam. Sehingga seharusnya jika benar-benar beriman kepada Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW maka hendaknyalah kita menjadikan sabar sebagai akhlak dalam kehidupan ini. Karena dengan mengamalkan kesabaran itu Allah SWT akan memberikan pahala atasnya. Sebagaimana firman Allah SWT : “Sungguh akan dibayar upah (pahala) orang-orang yang sabar itu dengan tiada batas hitungan” (QS. Az-Zumar: 10).

Wallahu’alam bisshowab.
sumber : ww.kmii-jepang.org

Baca Yang Ini Juga Ya...



0 komentar:

Posting Komentar

Adab Berkomentar:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga perkara pula.
Allah meridhai kalian bila kalian:
(1) Hanya beribadah kepada Allah semata, (2) Dan tidak mempersekutukan-Nya, (3) Serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya, dan janganlah kalian berpecah belah
Dan Allah membenci kalian bila kalian:
(1) Suka qiila wa qaala (berkata tanpa dasar), (2) Banyak bertanya (yang tidak berfaedah), (3) Menyia-nyiakan harta”
(HR. Muslim no. 1715)

  © Blogger template 'TotuliPink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP  

;